
Jakarta, BuletinNews.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memanggil Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (3/6/2025). Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu strategis sektor kesehatan nasional dibahas, mulai dari perkembangan Covid-19, pembangunan rumah sakit baru, hingga capaian program cek kesehatan gratis.
Terkait perkembangan kasus Covid-19, Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa meskipun ada peningkatan jumlah kasus, masyarakat diminta tetap tenang dan tidak panik.
“Tapi ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan. Jadi enggak usah terlalu dikhawatirkan supaya masyarakat enggak panik,” ujar Budi Gunadi.
Dalam pertemuan itu, Menkes juga melaporkan percepatan pembangunan rumah sakit baru yang semula ditargetkan selesai dalam lima tahun, kini dipadatkan menjadi dua tahun. Sebanyak 32 rumah sakit akan dibangun sepanjang tahun 2025, dengan 16 di antaranya telah memasuki tahap groundbreaking.
“Tahun ini rencananya 32, tahun depan 34. Dari 32 ini, 16 sudah groundbreaking. Sisanya segera menyusul. Tadi beliau (Presiden) sudah menyetujui realokasi anggaran untuk quick win, tanpa menambah anggaran,” jelas Menkes.
Program pemeriksaan kesehatan gratis juga mencatat progres signifikan. Hingga awal Juni 2025, tercatat sebanyak 7,8 juta warga telah menerima layanan ini, dengan rata-rata 200 ribu orang per hari.
“Per bulan itu sekitar 5 juta orang yang cek kesehatan gratis,” tambahnya.
Program ini akan diperluas ke lingkungan sekolah mulai bulan ini dan bulan depan, dengan target menjangkau hingga 50 juta penduduk. Melalui program ini, sejumlah masalah kesehatan utama mulai teridentifikasi di berbagai kelompok usia.
“Kalau di bayi itu banyak kasus jantung kongenital. Balita ternyata banyak masalah gigi. Dewasa dan lansia paling banyak hipertensi dan diabetes,” ungkap Budi.
Menkes juga melaporkan perkembangan positif dalam penanganan tuberkulosis (TBC), berkat tersedianya alat deteksi yang lebih murah dan meluas. Langkah ini memungkinkan identifikasi dini terhadap sekitar satu juta kasus potensial.
“Rezim pengobatan TBC juga sudah kita ubah, sekarang lebih murah dan sudah mulai diterapkan,” pungkasnya.(BPMI Setpres).
Komentar