
Sorowako, BuletinNews.com – Bau sisa asap dan puing hitam kebakaran masih terasa menusuk hidung ketika matahari pagi mulai menyinari kawasan pemukiman warga di Sorowako. Empat hari telah berlalu sejak musibah kebakaran melalap puluhan rumah, namun kehidupan warga yang terdampak belum sepenuhnya kembali normal. Di tengah situasi penuh duka itu, kehadiran para relawan Wahdah Peduli menjadi secercah cahaya yang menguatkan harapan masyarakat. Ahad (31/8/2025).
Sejak hari pertama musibah, relawan Wahdah Peduli tidak pernah absen mendampingi warga. Mereka bahu-membahu melakukan evakuasi, membagikan logistik, hingga membersihkan sisa puing kebakaran. Bukan hanya itu, layanan psikososial juga diberikan agar para korban, terutama anak-anak, bisa perlahan mengatasi trauma.
“Bagi kami, musibah tidak hanya tentang menyalurkan bantuan saat kejadian. Kami ingin terus membersamai warga hingga kondisi benar-benar pulih,” ujar Koordinator Lapangan Wahdah Peduli dengan mata berkaca-kaca.
Kehadiran mereka benar-benar dirasakan oleh warga. Bantuan makanan, pakaian, perlengkapan harian, hingga sekadar sapaan hangat dan motivasi, menjadi energi baru bagi korban yang tengah berjuang bangkit. “Relawan ini membuat kami merasa tidak sendiri. Ada yang peduli, ada yang menemani,” ungkap salah seorang warga yang rumahnya hangus terbakar.
Hari demi hari, relawan terus konsisten hadir. Dengan rompi hijau dan semangat pantang menyerah, mereka mengangkat sekop, mendorong gerobak, dan menyapu puing hitam. Semua dilakukan dengan sukarela, atas dasar kepedulian dan rasa kemanusiaan.
Wahdah Peduli percaya, sinergi antara relawan, pemerintah, dan masyarakat akan mempercepat proses pemulihan pasca kebakaran. Lebih dari sekadar bantuan logistik, kehadiran mereka membawa makna, bahwa di balik bencana, selalu ada ruang untuk saling menguatkan.
Di tengah reruntuhan bangunan yang menghitam, lahirlah tekad baru, bersama-sama bangkit, menata kembali kehidupan, dan menyalakan harapan.








Komentar