Kolut, BuletinNews.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Polres Kolaka Utara dan Dinas Perdagangan Kolaka Utara menggelar operasi pasar pada Jumat (21/3) guna memantau harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang Ramadan. Dalam kegiatan ini, tim menemukan adanya kenaikan harga minyak goreng serta ketidaksesuaian takaran pada beberapa produk minyak kemasan yang beredar di pasaran.
Berdasarkan pemeriksaan Dinas Perdagangan, minyak Kita dalam kemasan botol dengan tutup hijau hanya berisi 850 ml, di bawah standar 1.000 ml. Sementara itu, kemasan botol dengan tutup kuning sesuai dengan ukuran standar 1 liter. Temuan lain menunjukkan bahwa minyak Kita dalam kemasan refill standing pouch justru berisi lebih banyak dari seharusnya, yaitu 1.020 ml atau kelebihan 20 ml dari ukuran standar.
“Kami sudah melakukan pengukuran dan memang ada selisih isi pada beberapa produk minyak goreng. Ini menjadi perhatian serius agar konsumen lebih teliti dalam membeli. Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti temuan ini,” ujar Kapolres Kolaka Utara, AKP Arif Irawan, S.I.K.
Selain ketidaksesuaian takaran, operasi pasar juga mencatat kenaikan harga minyak goreng. Minyak Kita yang sebelumnya dijual Rp19.000 per liter kini naik menjadi Rp20.000, sedangkan minyak merek Sedap naik dari Rp21.000 menjadi Rp22.000 per liter. Kapolres menjelaskan bahwa kenaikan ini masih dalam batas wajar karena dipengaruhi oleh biaya transportasi dari daerah asal ke Kolaka Utara. Namun, pihaknya akan terus melakukan pemantauan agar tidak terjadi lonjakan harga yang tidak terkendali.
Kapolres menegaskan bahwa pengawasan terhadap distribusi minyak goreng dan bahan pokok lainnya akan terus dilakukan secara ketat. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan panic buying. Jika menemukan harga yang melonjak tidak wajar atau ada dugaan kecurangan dalam takaran minyak goreng, segera laporkan kepada kami agar bisa ditindaklanjuti,” tegasnya.
Komentar