
Kolaka, BuletinNews.com – Ratusan mahasiswa Universitas 19 November (USN) Kolaka yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus, Ormawa, dan Masyarakat Kolaka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kabupaten Kolaka, Senin (1/12/2025). Aksi tersebut digelar sebagai bentuk respons atas dinamika sosial, politik, dan hukum yang tengah terjadi di Indonesia.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menegaskan komitmen untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Orator aksi menekankan bahwa gerakan mahasiswa murni untuk menyuarakan aspirasi rakyat, bukan untuk melakukan tindakan anarkisme.
“Adanya tindakan vandalisme itu akibat perwakilan rakyat tidak ada di dalam kantor. Justru mereka lari melarikan diri. Ini nyata bahwa demokrasi kita berada di dalam ketimpangan,” tegas salah satu orator.
Mahasiswa juga menyerukan agar aparat kepolisian tidak salah menafsirkan jalannya aksi. Mereka menolak keras segala bentuk tindakan anarkisme yang dapat mencoreng nama baik mahasiswa Kolaka.
“Kita datang di sini hanya menyuarakan aspirasi. Ingat, kita bukan melakukan tindakan anarkisme. Kalau anarkisme, justru Kolaka akan tercoreng. Mahasiswa Kolaka tidak akan tercoreng,” ujarnya.
Adapun tuntutan mahasiswa meliputi:
1. Mencabut segala kebijakan pemerintah pusat yang dinilai menyengsarakan rakyat.
2. Membatalkan kenaikan tunjangan DPR RI.
3. Segera mengesahkan RUU Perampasan Aset.
4. Transparansi pembahasan RUU KUHP serta menghapus pasal-pasal yang merugikan publik.
5. Mencopot anggota DPR RI yang tidak kompeten dan melanggar kode etik.
6. Mendesak Presiden untuk menghentikan segala bentuk tindakan represif aparat.
7. Meminta Polres Kolaka menyatakan sikap terbuka untuk tidak melakukan tindakan represif dalam pengamanan aksi.
8. Merevisi SOP Pengamanan Polri dengan menghindari penggunaan kendaraan berat di tengah massa sipil, serta mengutamakan pendekatan humanis.
Dalam aksinya, massa juga menuntut seluruh anggota DPRD Kolaka keluar menemui demonstran. Tak lama kemudian, Ketua DPRD Kolaka, wakil ketua, dan sejumlah anggota lainnya hadir menemui massa dan mengajak perwakilan mahasiswa untuk berdialog sesuai tuntutan mereka.
Aksi unjuk rasa berlangsung aman, tertib, dan menjadi contoh bahwa mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi tanpa harus terjebak dalam tindakan destruktif.









Komentar