Kolut, BuletinNews.com – Menghadapi potensi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara menggelar rapat koordinasi lintas sektor pada Selasa (21/5). Rapat yang berlangsung di Lasusua ini dipimpin oleh Asisten II Setda Kolut, H. Syamsuddin, SH, dan dihadiri oleh perwakilan Polres, TNI, Kejaksaan, Dinas Perdagangan, Dinas Perhubungan, serta pengelola SPBU.
H. Syamsuddin menjelaskan bahwa secara keseluruhan, kuota harian Pertalite di Kolaka Utara masih tergolong aman. Di wilayah Lasusua sendiri, tiga SPBU aktif masing-masing mendapat pasokan harian sebesar 8 kiloliter (8.000 liter). Meski demikian, antrean sempat terjadi akibat satu SPBU tidak beroperasi sementara waktu.
“Pasokan kita secara jumlah cukup. Hanya saja ketika satu SPBU tutup, beban distribusi menumpuk di dua SPBU lainnya. Ini yang memicu antrean,” terang Syamsuddin.
Sebagai langkah antisipatif, Pemkab Kolaka Utara akan melakukan pemantauan pasokan secara rutin dan memperkuat data jumlah kendaraan bermotor sebagai dasar pengajuan kuota tambahan ke Pertamina.
“Kita sudah melakukan pendataan kendaraan yang beroperasi di Kolaka Utara. Ini penting agar permintaan kuota bisa sesuai kebutuhan riil masyarakat,” ujarnya.
Untuk mencegah praktik pelangsiran dan memastikan distribusi BBM lebih tertib, Pemkab berencana menerapkan sistem barcode bagi kendaraan saat pengisian BBM. Sistem ini masih dalam tahap penyempurnaan dan diharapkan segera diterapkan.
“Sistem barcode akan menjadi alat kendali agar distribusi tepat sasaran dan tidak disalahgunakan,” tambahnya.
Sebagai bentuk penguatan koordinasi, pemerintah daerah juga membentuk grup komunikasi yang melibatkan instansi teknis, aparat keamanan, pengelola SPBU, dan media lokal. Grup ini berfungsi sebagai kanal informasi cepat untuk menangani masalah distribusi BBM secara responsif.
Menjelang hari raya Iduladha, Pemkab Kolut juga mengingatkan SPBU untuk mempersiapkan diri menghadapi lonjakan permintaan BBM. Koordinasi dengan Depo Pertamina diharapkan dilakukan sejak dini guna menghindari kendala logistik.
“Kita ingin masyarakat tetap mudah mendapatkan BBM, terutama menjelang hari besar keagamaan. Semua pihak harus tanggap dan terbuka dalam menyampaikan kendala,” tegas Syamsuddin.
Komentar