Kolaka, BuletinNews.com – Hukum pidana di Indonesia terus memainkan peran penting dalam menjaga ketertiban dan keadilan sosial. Di Kabupaten Kolaka, pendekatan preventif dan represif dalam penegakan hukum dijalankan secara paralel oleh aparat penegak hukum demi menciptakan masyarakat yang sadar hukum dan terbebas dari tindak pidana.
Apa Itu Pendekatan Preventif dan Represif dalam Hukum Pidana?
Pendekatan preventif bertujuan mencegah terjadinya tindak pidana sebelum kejahatan terjadi. Cara ini dilakukan melalui edukasi hukum, pembinaan masyarakat, dan pendekatan sosial. Sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Moeljatno, hukum pidana berfungsi untuk “mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat”—tidak hanya menghukum, tetapi juga mengarahkan agar masyarakat tidak melakukan kejahatan (Asas-asas Hukum Pidana).
Di sisi lain, pendekatan represif merupakan upaya penegakan hukum setelah tindak pidana terjadi, mencakup penyidikan, penuntutan, hingga pemidanaan. Menurut Sudarto, fungsi represif adalah untuk memberikan sanksi kepada pelanggar hukum demi menjaga ketertiban dan keberlakuan norma hukum (Hukum Pidana I, 1986).
Bagaimana Penerapannya di Kolaka?
1. Pendekatan Preventif: Penyuluhan Hukum oleh Kejaksaan Negeri Kolaka
Pada 30 September 2024, Kejaksaan Negeri Kolaka menggelar penyuluhan hukum bertema “Kenali Hukum, Jauhi Hukuman”. Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Seksi Intelijen, Ilmiawan Tibe Hafid, S.H., M.H., dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Upaya ini merupakan langkah preventif agar warga Kolaka tidak mudah terjerat kasus pidana.
(Sumber: Instagram Kejari Kolaka, 2024)
2. Pendekatan Represif: Penangkapan Pelaku Pencurian oleh Polres Kolaka
Pada 20 April 2025, Polres Kolaka berhasil menangkap pelaku pencurian drum air. Tindakan ini menunjukkan respons cepat aparat dalam menangani tindak pidana secara represif dan memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan.
(Sumber: Instagram Polres Kolaka, 2025)
Komentar