
Grobogan, BuletinNews.com – Hujan lebat disertai petir dan angin kencang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sejak Selasa (21/10/2025). Dalam waktu singkat, debit air meningkat drastis dan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, menggenangi rumah warga, persawahan, serta infrastruktur umum.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan melaporkan, banjir kali ini melanda 21 desa di 11 kecamatan, di antaranya Geyer, Tanggungharjo, Tegowanu, Kedungjati, Gubug, Klambu, Kradenan, Purwodadi, Godong, Penawangan, dan Toroh. Tercatat 2.095 kepala keluarga terdampak dan pendataan masih terus dilakukan.
Dalam laporan kaji cepat hingga Kamis (23/10) malam, BPBD mencatat 2.095 unit rumah terdampak, satu fasilitas ibadah, satu sekolah, satu balai desa, dua titik tanggul jebol, satu jembatan putus, serta sekitar 205 hektare lahan pertanian terendam. Dua pohon tumbang juga dilaporkan menimpa akses jalan warga.
Banjir juga sempat mengganggu jalur rel kereta api lintas Jakarta–Surabaya di Kecamatan Gubug, namun kini telah kembali normal setelah dilakukan penanganan oleh PT KAI Daop IV Semarang bersama instansi terkait.
Upaya penanganan terus dilakukan oleh BPBD Grobogan bersama TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, serta relawan. Tim gabungan mengevakuasi warga terdampak, membersihkan material lumpur, dan memperbaiki akses jalan. Sebagian besar wilayah kini dilaporkan mulai surut, meski tinggi air di Kecamatan Purwodadi masih berkisar antara 20–50 sentimeter.
Sementara itu, BPBD Provinsi Jawa Tengah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan PT KAI untuk mengantisipasi potensi luapan air susulan. Dua titik tanggul yang jebol telah diperbaiki untuk mencegah banjir meluas ke wilayah lain.
Peristiwa banjir ini menjadi pengingat akan tantangan geografis Grobogan, yang dikenal memiliki dinamika cuaca ekstrem antara musim kemarau dan penghujan. Setelah berbulan-bulan dilanda kekeringan, kini warga kembali diuji oleh derasnya curah hujan.
Kabupaten Grobogan berada di antara Pegunungan Kapur dan Pegunungan Kendeng, serta menjadi lintasan dua Daerah Aliran Sungai (DAS) besar, yakni DAS Jratun dan DAS Seluna. Kondisi tersebut menjadikan wilayah ini rentan terhadap fluktuasi cuaca dan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan.
Sebagai langkah pengendalian, Waduk Kedungombo di Grobogan memiliki peran vital dalam menampung air hingga 723 juta meter kubik untuk mengairi 60 ribu hektare lahan di Grobogan, Demak, Kudus, dan Pati. Namun, pengelolaan air yang tidak terintegrasi di seluruh DAS masih menjadi tantangan.
Ke depan, dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menguatkan sistem mitigasi, pengelolaan sungai terpadu, serta kesadaran lingkungan agar risiko banjir dapat ditekan secara berkelanjutan.











Komentar