
Kolaka, BuletinNews.com – Asap tipis masih mengepul dari sisa-sisa rumah yang kini tinggal puing-puing hitam hangus di Kelurahan Dawi-dawi, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka. Kebakaran hebat yang terjadi pada Minggu dini hari, 7 Juli 2025, sekitar pukul 04.00 WITA, telah meluluhlantakkan 13 unit rumah warga dan menghanguskan tiga unit sepeda motor.
Di lorong sempit yang kini penuh lumpur sisa air pemadam, warga tampak sibuk mengevakuasi barang-barang yang sempat terselamatkan. Kasur-kasur kotor, lemari besi yang penyok, kipas angin, hingga tumpukan pakaian yang sudah berbau asap diletakkan di pinggir jalan. Seorang ibu tampak duduk di antara tumpukan pakaian itu, menundukkan kepala sambil sesekali mengelap air mata. Anak-anak kecil terlihat duduk termenung di atas potongan papan yang diselamatkan dari kobaran api.
“Semua hangus, tidak ada yang tersisa. Kami hanya bisa menyelamatkan diri dengan pakaian di badan,” ucap seorang warga dengan suara bergetar.
Kebakaran ini berhasil dipadamkan sekitar dua jam kemudian setelah sembilan unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Dua unit berasal dari PT ANTAM, empat unit milik Pemda Kolaka, dan tiga unit lainnya dari PT Indonesia Pomalaa Industry Part (PT IPIP). Upaya pemadaman berlangsung dramatis, dengan petugas berjibaku memadamkan api yang cepat menjalar karena sebagian besar rumah terbuat dari kayu.
Kini, korban kebakaran sementara waktu harus mengungsi di perumahan Camat Pomalaa. Mereka beristirahat seadanya, dengan bantuan logistik yang mulai berdatangan dari relawan dan pemerintah setempat.
Kondisi di lokasi kejadian menyisakan pemandangan pilu. Atap-atap seng yang hangus legam bertumpuk berserakan di tanah. Tiang-tiang kayu hitam seperti arang masih berdiri tegak, menjadi saksi bisu keganasan api yang meluluhlantakkan kehidupan puluhan jiwa hanya dalam hitungan jam.
Meski dalam keterpurukan, ada secercah harapan. Beberapa warga bahu-membahu membantu satu sama lain, mengangkat perabot yang masih bisa dipakai dan menyusunnya di pinggir jalan. Mereka saling menguatkan, berusaha tabah meski kehilangan harta benda yang telah dikumpulkan bertahun-tahun.
“Yang penting kami semua selamat. Harta bisa dicari lagi,” kata seorang bapak paruh baya sambil memeluk anaknya yang tampak masih trauma.
Komentar