Langit Senja di Ujung Kota

Bab 2 – Jejak yang Tertinggal

Malam mulai turun ketika pameran usai. Aula semakin sepi, lampu-lampu redup meninggalkan bayangan panjang di lantai marmer. Alya sibuk membereskan lukisan dan peralatan catnya, sementara para mahasiswa lain sudah lebih dulu pulang.

Raka masih ada di sana. Ia berdiri di dekat pintu, seolah ragu untuk pergi. Alya bisa merasakannya.

“Kenapa belum pulang?” tanya Alya sambil tersenyum, mencoba memecah hening.

Raka menatapnya sebentar. “Entahlah. Rasanya… aku belum ingin beranjak.”

Jawaban itu membuat Alya terdiam. Ia tidak mengerti apakah maksud Raka hanya basa-basi atau memang sungguh-sungguh.

“Kalau begitu, bantu aku bereskan kanvas ini,” ucap Alya akhirnya.

Tanpa banyak kata, Raka menghampiri dan membantu mengangkat salah satu kanvas besar. Jemari mereka hampir bersentuhan ketika sama-sama memegang sisi kanvas, membuat Alya cepat-cepat menarik tangannya. Wajahnya memanas.

“Sejak kapan kamu suka melukis?” Raka bertanya dengan nada tenang.

“Sejak kecil. Melukis itu… caraku berbicara dengan dunia.”

Raka terdiam sejenak, lalu berkata lirih, “Indah. Aku rasa… setiap orang butuh cara untuk berdamai dengan dirinya sendiri.”

Alya menoleh, menatap wajah Raka yang diterangi cahaya lampu aula. Ada sesuatu di matanya—sebuah luka lama yang tak pernah benar-benar hilang.

Mereka tidak menyadari, bahwa percakapan sederhana malam itu adalah awal dari sebuah cerita yang akan meninggalkan jejak dalam hati masing-masing.

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Komentar