Langit Senja di Ujung Kota

Bab 1 – Pertemuan di Balik Kanvas

Senja merambat pelan di langit kota kecil itu. Langit jingga seakan melukis dirinya sendiri di atas kanvas luas. Di sebuah aula sederhana, pameran seni kampus berlangsung meriah. Deretan lukisan dipajang, sebagian besar menampilkan pemandangan alam, potret wajah, hingga abstraksi penuh warna.

Alya berdiri di depan karyanya—lukisan senja di tepi pantai. Rambutnya tergerai sederhana, matanya berbinar setiap kali ada pengunjung yang menatap karyanya lebih lama dari sekadar lewat. Baginya, setiap lukisan adalah cerita hati yang tak bisa diucapkan dengan kata.

“Indah sekali…,” suara seorang lelaki terdengar pelan dari samping.

Alya menoleh. Seorang pria berdiri dengan postur tegap, mengenakan kemeja putih sederhana. Pandangannya begitu serius menatap lukisan itu seakan sedang membaca sesuatu lebih dalam.

“Terima kasih,” Alya menjawab, tersenyum malu.

Pria itu menoleh. “Maaf, saya jadi terhanyut. Lukisan ini… seperti sedang berbicara.”

Alya tersipu. Belum pernah ada yang mengucapkan kata-kata seserius itu tentang lukisannya.

“Namaku Raka,” ucap pria itu sambil mengulurkan tangan.

Alya merasakan detak jantungnya sedikit berdegup lebih cepat. Ia menyambut tangan itu. “Aku Alya.”

Saat itu, keduanya tak tahu bahwa pertemuan sederhana di balik kanvas senja akan menjadi awal dari cerita panjang, penuh pilihan, luka, dan cinta yang tak pernah mereka duga.

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Komentar