Ketua HAMI Kolaka: Debat Kandidat Bukan Indikator Cukup Mengetahui Kualitas Calon Kepala Daerah

Andri Alman Assigaf, S.H. Ketua LBH Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Cabang Kolaka

Kolaka, BuletinNews.com – Debat kandidat selalu menjadi perhatian utama dalam proses pemilihan kepala daerah. Banyak yang beranggapan bahwa penampilan para calon dalam debat dapat menggambarkan kapasitas dan kecerdasan mereka sebagai pemimpin. Namun, menurut sejumlah pakar politik, debat kandidat sebenarnya bukanlah indikator yang cukup untuk menilai kualitas seorang calon kepala daerah.

Andri Alman Assigaf, S.H, menjelaskan bahwa pakar politik, Burhanuddin Muhtadi – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, sering menyatakan bahwa debat kandidat lebih banyak menonjolkan kemampuan retorika daripada kapasitas substantif calon. Menurutnya, masyarakat perlu mengkritisi program konkret dan rekam jejak kandidat. Dalam debat, kemampuan berbicara, penampilan, dan strategi komunikasi menjadi kunci untuk memenangkan simpati audiens. Akan tetapi, ini belum tentu berbanding lurus dengan kemampuan seorang calon dalam memimpin atau mengelola pemerintahan.

Pakar lainnya, Siti Zuhro – Peneliti Senior di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Siti Zuhro menyebutkan bahwa debat kandidat sering kali tidak mampu menggali visi dan misi yang mendalam dari calon. Hal ini membuatnya lebih condong kepada penampilan luar daripada substansi kebijakan yang ditawarkan.

Sementara itu, Djayadi Hanan – Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI). Djayadi Hanan sering kali mengingatkan pentingnya pendekatan multidimensional dalam menilai calon kepala daerah. Menurutnya, rekam jejak dan program kerja lebih penting daripada sekadar penampilan dalam debat.

Sedangkan Syamsuddin Haris yang merupakan Pakar politik dari LIPI, menilai bahwa debat kandidat sering kali hanya menyoroti kemampuan berbicara tanpa mengungkap kemampuan manajerial calon secara utuh.

Para pakar menekankan bahwa calon yang piawai dalam berdebat tidak selalu merupakan calon yang berkualitas dalam hal pengambilan keputusan, integritas, serta kemampuan teknis dalam menjalankan roda pemerintahan. Kemampuan retorika dan kharisma panggung sering kali lebih dominan dalam mempengaruhi persepsi masyarakat, tetapi terkadang tidak mencerminkan kualitas manajerial dan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam jabatan kepala daerah.

Salah satu kelemahan utama debat kandidat, menurut para ahli, adalah format yang sering kali terlalu terbatas untuk mengeksplorasi kompleksitas masalah-masalah daerah. Waktu yang singkat dan aturan yang ketat sering kali membuat calon hanya dapat memberikan jawaban yang bersifat umum dan slogan politik tanpa memberikan solusi yang konkret. Hal ini membuat debat kurang efektif dalam memberikan informasi yang mendalam tentang kualitas atau kompetensi masing-masing calon.

Tinggalkan Balasan